Kamis, 25 Oktober 2007

Dewa Brahma

Dalam ajaran Agama Hindu Brahma (Devanagari: ब्रह्मा; Brahmā ) adalah Dewa pencipta. Dalam filsafat Advaita, ia dipandang sebagai salah satu manifestasi dari Brahman (sebutan Tuhan dalam konsep Hinduisme) yang bergelar sebagai Dewa pencipta. Dewa Brahma sering disebut-sebut dalam kitab-kitab Upanishad dan Bhagavad Gītā. Artikel ini mengenai Dewa Brahma dalam Hinduisme. Brahma adalah penguasa tertinggi dalam konsep ketuhanan Hindu. Brahman bersifat kekal, imanen, tak terbatas, tak berawal dan tak berakhir juga menguasai segala bentuk, ruang, waktu, energi serta jagat raya dan segala isi yang ada didalamnya. Untuk konsep Tuhan dalam Hinduisme.

Dewa Brahma dalam Bhagawad Gita

Dalam kitab suci Bhagavad Gītā, Dewa Brahma muncul dalam bab 8 sloka ke-17 dan ke-18; bab 14 sloka ke-3 dan ke-4; bab 15 sloka ke-16 dan ke-17. Dalam ayat-ayat tersebut, Dewa Brahma disebut-sebut sebagai Dewa pencipta, yang menciptakan alam semesta atas berkah dari Tuhan Yang Maha Esa. Dalam Bhagavad Gītā juga disebutkan, siang hari bagi Brahma sama dengan satu Kalpa, dan Brahma hidup selama seratus tahun Kalpa, setelah itu beliau wafat dan dikembalikan lagi ke asalnya, yakni Tuhan Yang Maha Esa.
Brahma, Dewa Pencipta

Dewa Brahma adalah salah satu di antara Trimurti (Brahma, Wisnu, Çiwa). Dewa Brahma juga bergelar sebagai Dewa pengetahuan dan kebijaksanaan. Beberapa orang bijaksana memberinya gelar sebagai Dewa api. Dewa Brahma saktinya Dewi Saraswati, yang menurunkan segala ilmu pengetahuan ke dunia.

Menurut mitologi Hindu, Dewa Brahma lahir dengan sendirinya (tanpa Ibu) dari dalam bunga teratai yang tumbuh di dalam Dewa Wisnu pada saat penciptaan alam semesta. Legenda lain mengatakan bahwa Dewa Brahma lahir dari air. Di sana Brahman menaburkan benih yang menjadi telur emas. Dari telur emas tersebut, lahirlah Dewa Brahma Sang pencipta. Material telur emas yang lainnya menjadi Brahmanda, atau telur alam semesta.

Menurut cerita kuno, pada saat penciptaan alam semesta, Brahma menciptakan sepuluh Prajapati, yang konon merupakan ayah-ayah (kakek moyang) manusia pertama. Menurut Manusmrti, sepuluh Prajapati tersebut adalah: Marichi, Atri, Angirasa, Pulastya, Pulaha, Kratu, Vasishtha, Prachetas atau Daksha, Bhrigu, dan Narada. Beliau juga konon menciptakan tujuh pujangga besar yang disebut Sapta Rsi untuk menolongnya menciptakan alam semesta.
Menurut kisah di balik penulisan Ramayana, Dewa Brahma memberkati Rsi Walmiki untuk menulis kisah Ramayana yang menceritakan riwayat Ramachandra yang pada masa itu sedang memerintah di Ayodhya.

Ciri-ciri Dewa Brahma

Dewa Brahma memiliki ciri-ciri sesuai dengan karakter yang dimilikinya. Ada ciri-ciri umum yang dimiliki Dewa Brahma, yakni:
  • bermuka empat yang memandang ke empat penjuru mata angin (catur muka), yang mana pada masing-masing wajah mengumandangkan salah satu dari empat Veda
  • bertangan empat, masing-masing membawa:
    1. teratai, kadangkala sendok (Brahma terkenal sebagai Dewanya yajña)
    2. Weda / kitab suci
    3. kendi / teko / tempat air
    4. Genitri

  • menunggangi angsa atau duduk di atas teratai

Siklus Dewa Brahma

Brahma hidup selama seratus tahun Kalpa. Satu tahun Kalpa sama dengan 3.110.400.000.000 tahun. Setelah seratus tahun Kalpa, maka Dewa Çiwa sebagai Dewa pelebur mengambil perannya untuk melebur alam semesta beserta isinya untuk dikembalikan ke asalnya. Setelah itu, Brahma sebagai pencipta tutup usia, dan alam semesta bisa diciptakan kembali oleh kehendak Tuhan.

Tidak ada komentar:

 


template by : uniQue  |    modified by : Seputar Bali