Sabtu, 22 Desember 2007

Jangan minum Es setelah makan

Untuk sekedar
balancing the infos

Tapi terlepas benar atau tidak, ndak ada ruginya minum air hangat setelah makan. Nothing to lose.EFFECTS OF COLD WATER Please be a true friend and send this article to all your friends you care about. Serangan Jantung dan kebiasaan Minum Air Panas / hangat…....

Artikel ini berguna untuk semua.Bukan saja anjuran meminum air panas selepas makan,tetapi berhubungan dengan SERANGAN jANTUNG !!!. Secara logik…,mungkin ada kebenaran nya, orang - orang China dan Jepang mengamalkan minum teh panas sewaktu makan… dan bukannya air ES. Mungkin sudah tiba masanya kita meniru kebiasaan minum air panas / hangat sewaktu menikmati hidangan!!!!
Kita tidak akan kehilangan apa-apa… malah akan mendapat faedah dari kebiasaan ini.Kepada siapa yang suka minum air ES, artikel ini sesuai untuk anda baca.. Memang enak dan segar minum air ES selepas makan, tetapi akan berakibat fatal !!Walaubagaimanapun, Air ES akan membekukan makanan berminyak yang baru kita makan. Ia akan melambatkan proses pencernaan kita.Bila lemak-lemak ini terbentuk di dalam usus, ia akan menyempitkan banyak saluran dan lama kelamaan ia akan menyebabkan lemak berkumpul dan kita semakin gemuk dan menuju ke arah mendapat berbagai PENYAKIT.Jalan terbaik….adalah untuk minum sup panas atau air PANAS/hangat selepas makan.Nota penting tentang SERANGAN JANTUNG!!!
Anda perlu tahu bahwa tanda-tanda serangan jantung akan mulai terasa pada tangan sebelah kiri. Berhati-hati juga pada permulaan sakit sedikit-sedikit pada bagian atas dada anda.Anda mungkin tidak akan mengalami sakit dada pada serangan pertama serangan jantung.Keletihan dan berkeringat adalah tanda-tanda pada umumnya. Malah 60% pengidap SAKIT JANTUNG tidak bangun selepas tidur.Marilah kita berwaspada dan berhati-hati.Lebih banyak kita tahu, lebih cerah peluang kita untuk terus hidup…
PAKAR SAKIT JANTUNG berkata, jika semua orang yang mendapat membaca posting ini menghantar kepada 10 orang yang lain, beliau yakin akan dapat menyelamatkan satu
nyawa. Baca ini…. ia juga mungkin dapat menyelamatkan nyawa anda!!!!.

**Jadilah teman yang setia dan teruskan menghantar artikel ini kepada teman-teman yang anda sayangi…..!!!!

Lihat Selengkapnya...

Jumat, 07 Desember 2007

Memuja Ida Sang Hyang Widhi

Mengapa Kata Dari Kami ini Untuk Kita

Om Swastiyastu....!

Setiap orang ingin mendekatkan diri pada Tuhan. Ada yang mendekatkan diri dengan:
-Karma Marga
-Jnana Marga
-Bhakti Marga.
Bentuk pelaksanaan pendekatan diri tersebut ialah dengan memuja Tuhan. Pemujaan itu ada yang dilaksanakan dalam bentuk material, ada dalam bentuk kata-kata,dan ada pula dalam bentuk pikiran.
pemujaan dalam bentuk Material adalah berupa persembahan banten yang memerlukan kerja phisik dalam mewujudkan sedangkan pemujaan dalam bentuk kata-kata berupa nyanyian-nyanyian pujaan dan dengan pikiran adalah dalam wujud meditasi

Kenyataannya dalam pelaksanaan ketiga jenis bentuk pemujaan itu saling isi mengisi. Misalnya dalam sembahyang kita mempergunakan nyanyian pujaan, upakara dalam bentuk banten dan pemusatan pikiran.
Seperti kita pelajari dari Nasadya Sukta, Tuhan adalah impersonal, yaitu tiada berpribadi. Ia luput dari sifat-sifat sehingga Ia adalah bukan ini dan itu. Tetapi sepanjang nama dan sifat dilekatkan pada-Nya maka Ia personal, berpribadi. Demikianlah Varuna, Mitra, Indra dalam Veda, Brahma, Visnu, Siwa dalam Purana adalah Tuhan yang personal. Ia dipuja sebagai ista devata, dewata yang dimohon kehadirannya pada waktu pemujaNya memujaNya.
Dalam Bhagawadgita Sri Krsna menyatakan bahwa memuja Tuhan yang mutlak dan yang tanpa pribadi tidak mudah. Karena itu kita dapati pemujaan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang pemuja-Nya dengan penuh bakti dan memandang Ia sebagai tempat terakhir yang dituju. Pemujaan kepada Tuhan dapat dilaksanakan dengan banyak cara. Salah satu di antaranya ialah dengan bersembahyang tiap hari. Bagi yang beragama Hindu bersembahyang tiga kali sehari, pagi, siang dan malam hari. Sembahyang demikian disebut sembahyang Trisandhya. Mantram yang dipakaipun disebut mantram Trisandhya.
Mantram ini ditulis dalam bahasa Sansekerta, bahasa orang Hindu jaman dahulu. Kita boleh bersembahyang dengan duduk bersila, duduk bersimpuh atau berdiri tegak sesuai dengan tempat yang tersedia. Sikap duduk bersila disebut padmasana. Sikap duduk bersimpuh disebut bajrasana dan yang berdiri disebut padasana.Setelah sikap badan itu baik, dilanjutkan dengan pranayama. Pranayama artinya mengatur jalannya nafas. Gunanya: untuk menenangkan pikiran dan mendiamkan badan mengikuti jalannya pikiran, bila pikiran dan badan sudah tenang maka barulah mulai bersembahyang.Sikap tangan waktu bersernbahyang disebut sikap amusti. Mata memandang ujung hidung dan pikiran ditujukan kepada Sanghyang Widhi. Dalam keadaan seperti itu, sabda, bayu, idep harus dalam keadaan seimbang.



Om Santhi Santhi Santhi Om

Lihat Selengkapnya...

 


template by : uniQue  |    modified by : Seputar Bali